Saturday, May 20, 2017

Keselarasan Dalam Desain

Keselarasan
    Dalam seni tari dan musik, irama dapat dilihat dan didengar secara jelas. Suatu irama tarian, biasanya dapat dinyatakan dalam delapan hitungan. Hal ini terutama dapat dilihat dengan jelas saat sebuah tarian sedang diajarkan. Guru tari biasanya menghitung satu sampai delapan sembari mempraktikkan satu rangkaian gerakan tari.

    Dalam seni musik pun iramanya dapat didengar secara jelas. Misalnya dilihat dari sisi tempo, dikenal ada ketukan atau hentakan 4/4, 3/4 dan 2/4 yang diulang secara terus menerus dengan beberapa aksen. Dari sisi nada, ada alunan naik turunnya lagu. Ada yang alunannya keras kontras, ada pula yang alunannya lemah lembut mendayu-dayu.
     Dalam bidang seni rupa, termasuk desain didalamnya, aspek irama kurang terlihat secara nyata. Hal ini dikarenakan seni rupa pada dasarnya tidak memiliki unsur waktu/tempo kecuali pada bentuk seni rupa tertentu. Misalnya seni rupa yang menggunakan cahaya/neonsign sebagai media ekspresinya, seperti lampu-lampu hias ditaman kota.

      Dikarenakan ada unsur waktu, maka gerak pengulangan dalam seni tari dan musik dapat terlihat dengan jelas, mengalir dari waktu ke waktu. Sedangkan dalam seni rupa, gerak perulangan tidak membutuhkan waktu, tetapi hanya dengan perubahan unsur kedudukan saja yang meninggalkan bekas perulangan yang sama dan keberadaannya tampak bersamaan, sehingga aliran gerak perulangannya tidak tampak nyata. Aliran gerak dapat diwujudkan dalam bentuk garis semu.

Garis semu sebagai irama ini sangat penting dalam karya seni, karena garis semu tersebut mempunyai beberapa kegunaan, yaitu :
  • Membimbing pandangan si pelihat agar mengalir ke semua obyek yang disusun mengikuti garis semu tersebut.
  • Membantu prinsip kesatuan, yaitu menyatukan seluruh obyek yang disusun agar tidak tampak cerai berai
  • Membantu melahirkan ruang kosong sehingga susunan terasa longgar, tidak penuh sesak saling himpit.
  • Agar diperoleh susunan yang betul-betul ritmis, langkah yang perlu dilakukan antara lain ;
  • Jika obyek yang ditata hanya satu, akan dapat memiliki nilai irama apabila latarbelakangnya diberi bentuk-bentuk yang memiliki gerak perulangan. Misalnya gelombang ombak laut, gumpalan awan, dinding batu bata. Jika latar belakangnya tidak berulang, maka dapat dibuat unsur warna-warnanya yang berulang.
  • Untuk menata obyek yang jumlahnya banyak, yang memiliki bantu kbentuk sama atau mirip tidak perlu harus member hiasan berulang pada obyeknya, karena obyeknya sendiri telah berulang. Obyek-obyek tersebut dapat disusun secara berulang membentuk garis semu secara lurus, berkelok-kelok, zig zag atau melingkar. 


0 comments:

Post a Comment